Kabinet-Kabinet pada Masa Demokrasi Parlementer - Gabriella Victoria

Senin, 08 April 2013

Kabinet-Kabinet pada Masa Demokrasi Parlementer


   
     1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951)
Cabinet ini dipimpin oleh Muhammad Natsir, sebagai perdana menteri. Cabinet ini didominasi oleh Partai Masyumi. Kedudukan cabinet ini mulai goyah karena kegagalannya dalam perundingan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Cabinet jatuh setelah PNI mengajukan mosi tidak percaya menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah tentang DPRD dan DPRDS
     2. Kabinet Sukiman (april 1950 – April 1952)
Cabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi. Cabinet ini dipimpin oleh Sukiman Wiryosanjoyo sebagai perdana menteri. Cabinet mulai goyah akibat adanya kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Ahmad Subarjo dan Dubes Amerika Serikat Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer. Cabinet Sukiman dianggap telah menyelewengkan Indonesia dari politik luar negeri bebas aktif. Setelah PNI dan Masyumi menarik dukungannya cabinet ini pun jatuh

3.       Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 1953-Juli 1955)
Merupakan koalisi antara PNI dan NU. Cabinet ini dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamijoyo sebagai perdana menteri. Cabinet ini menghadapi ujian berat ketika terjadi kemelut dalam tubuh angkatan darat. Namun, cabinet ini berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Krisis ekonomi dan perseteruan antara PNI dan NU membuat NU menarik dukungannya sehingga cabinet ini pun jatuh.
4.       Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955-Maret 1956)
Pada tanggal 29 Juli 1955 Moh Hatta mengumumkan tiga orang formatur untuk membentuk cabinet baru. Ketiga formatur itu terdiri dari Sukiman (Masyumi), Wilopo (PNI), dan Assaat (nonpartai). Ketiga orang itu sepakan akan menempatkan Moh Hatta sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan. Namun, kesulitan muncul karena Moh Hatta masih menjabat sebagai wakil presiden. Kemudian muncul perbedaan pendapat antara PNI dan Masyumi. Formatur mengusulkan kepada Presiden Soekarno untuk menonaktifkan Moh Hatta dari jabatan wapres selama ia menjadi perdana menteri. Pada tanggal 3 Agustus 1955, formatur mengembalikan mandate. Moh Hatta kemudian menunjuk Burhanuddin Harahap untuk membentuk cabinet.
5.       Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 (Maret 1956-Maret 1957)
Cabinet ini adalah cabinet pertama setelah pemilu 1955. Dipimpin oleh Ali sastroamijoyo. Merupakan koalisi dari 3 partai yaitu PNI, Masyumi dan NU. Cabinet ini mengalami pergolakan di daerah yang semakin menguat seperti pembentukan dewan militer Sumatera dan Sulawesi. Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat cabinet ini jatuh
6.       Kabinet Karya/Juanda (April 1957-Juli 1959)
Cabinet ini dipimpin oleh Juanda sebagai perdana menteri. Cabinet ini terdiri atas para pakar di bidangnya sehingga disebut zaken cabinet. Cabinet ini memiliki program bernama Panca karya. Cabinet ini demisioner saat Presiden Soekarno mencanangkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
http://www.facebook.com/gabriella.victoria3

Tidak ada komentar:

@way2themes