September 2013 - Gabriella Victoria

Sabtu, 28 September 2013

Penyakit Ganas Terbaru : AIDS Kedua
September 28, 20130 Comments


Akhir akhir ini dunia kedokteran digemparkan dengan banyaknya korban yang terjangkit suatu penyakit aneh yang menyebabkan jantung mereka membengkak, meledak dan kemudian kematian mendadak. Para ahli telah mengidentifikasi penyakit ini sebagai penyakit yang mirip dengan penyakit AIDS sehingga mereka menyimpulkan bahwa penyakit ini adalah Aids kedua atau aids versi baru. Tentu saja penyakit ini lebih berbahaya daripada penyakit aids.
Penyakit ini sendiri dibawa oleh serangga atau kumbang yang sangat kecil berukuran sekitar 20 mm, bersayap dan berwarna hitam. Serangga ini akan menggigit manusia kemudian menghisap darah manusia sambil melepaskan protozoa berflagel atau parasit tropis yang bernama trypanosome cruzi. Trypanosome cruzi ini akan mengalir didalam aliran darah dan kemudian menuju jantung dan terinfeksi didalam jantung. Trypanosome ini membawa virus yang bernama chagas.
Chagas sendiri diambil dari nama penemunya yaitu Carlos Rebeiro Justiniano Chagas. Ia menemukan penyakit ini tahun 1909. Dokter Brasil ini menyimpulkan bahwa penyakit ini sangatlah berbahaya serta mematikan yang disebabkan oleh serangga/kumbang. Dan dia juga member istilah ciuman serangga kepada penyakit ini.
Sekitar ¼ dari korban yang terjangkit penyakit ini akan mengalami pembengkakan pada jantung atau usus yang dapat meledak yang menyebabkan kematian mendadak.
Hingga kini sekitar 10 juta orang terinfeksi penyakit ini dan 30.000 orang diantaranya berada di AS dan diperkirakan sudah 10.000 orang yang meninggal akibat penyakit ini. Secara umum penyakit ini menyebar didaerah yang kumuh.
Menurut science daily, virus Chagas ini akan sangat mudah menyebar akibat perubahan iklim yang kian lama kian hangat, sehingga serangga ini akan mudah membawa virus ke daerah bagian utara.
Penyakit ini sudah mulai mewabah didaera Amerika Tengah, Amerika Selatan yaitu Bolivia, meksiko dan kolumbia dan beberapa Negara di eropa.
Yang menjadi masalah sekarang adalah penyakit ini sangat mudah disebarkan, melalui transfuse darah, bawaan gen (layaknya penyebaran virus HIV), tapi tidak dapat menular dari hubungan intim seperti pada kasus virus HIV. Ditambah lagi dengan gejala penyakit ini yang sama sekali tidak dapat terlihat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat gejala ini pada seseorang.
Kita tentu mengenal Bapak Evolusi yaitu Charles Darwin, menurut beberapa peneliti dari University of Maryland serta Nature Magazine, Charles Darwin meninggal akibat penyakit Chagas, terbukti dari jurnalnya yang menuliskan bahwa ia telah digigit seekor serangga bersayap berwarna hitam. Dan 47 tahun kemudian ia meninggal dengan indikasi gagal jantung yang merupakan penyakit Chagas.
Seperti yang dikatakan oleh para ahli bahwa setiap orang yang terjangkit penyakit mematikan ini akan mengalami peradangan pada jantungnya sehingga jantungnya akan membesar, bias meledak dan mampu merenggut nyawa orang itu seketika itu juga.
Itulah tentang penyakit Chagas yang baru-baru ini tersebar di benua amerika dan eropa. Mungkin sudah saatnya penduduk dunia berhati-hati pada setiap kemungkinan penyakit aneh yang muncul di bumi ini mengingat bahwa beberapa penyakit yang telah lama hilang dapat muncul kembali karena berhasil dikembangbiakkan oleh tangan-tangan jahil.
Reading Time:

Sabtu, 21 September 2013

Buta Warna
September 21, 20130 Comments


Penyakit buta warna yang paling banyak terjadi dan umum adalah kekurangan pigmen merah dan juga hijau. Akibat yang ditimbulkan dari seseorang yang kekurangan pigmen tersebut maka seseorang akan mengalami kesulitan dalam hal mengidentifikasi dan mengenali akan warna merah dan hijau atau campuran keduanya.

Demikian pula yang terjadi apabila kekurangan pigmen warna biru dan kuning, penderita buta warna kesulitan mengidentifikasi warna-warna tersebut dan campurannya. Pada umumnya, penderita buta warna biru dan kuning hampir selalu memiliki masalah mengidentifikasi warna merah dan juga warna hijau. Sehingga dengan hal tersebut kita bisa mempunyai cara mengenali buta warna ini.

Dalam dunia medis, buta warna diklasifikasikan dalam 3 kategori. Kategori dan jenis buta warna tersebut adalah :
  1. Trikromasi. Pada penderita penyakit buta warna yang merupakan juga penyakit yang diturunkan / penyakit turunan ini terjadi perubahan sensivitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Apabila terjadi kelemahan pada warna biru disebut dengan tritanomali. Buta warna inilah yang paling sering terjadi. Bila kelemahan pada warna merah disebut dengan protranomali. Sedangkan deutromali adalah kelemahan pada warna hijau.
  2. Dikromasi. Jenis buta warna ini dalam keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada dalam retina mata seseorang. Klasifikasi buta warna pada jenis ini adalah protanopia, deuteranopia, tritanopia. Yang dimaksud dengan protanopia adalah bila sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya menjadi kurang. Yang dimaksud dengan deuteranopia adalah retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau dan tripanopia adalah bila sel warna kerucut biru tidak ditemukan pada retina mata.
  3. Monokromasi. Penderita buta warna jenis ini mengalami hilang atau berkurangnya semua penglihatan warna sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis warna typical dan sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini mempunyai prevalensi yang sedikit.
Lalu bagaimana cara kita mengetahui / mendeteksi buta warna ini? Sebenarnya hal dan cara dalam mendeteksi buta warna dapat dilakukan dengan cukup mudah. Kita mengenalnya dengan nama tes Ishihara. Cara pemeriksaan buta warna ini pun cukup simple dan juga sederhana yaitu dengan cara seseorang disuruh untuk melihat kumpulan angka berwarna yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Bila seseorang tersebut tidak dapat menyebutkan angka yang tertera dalam buku yang disediakan untuk melakukan pemeriksaan pada seseorang tersebut maka dipastikan orang itu menderita apa yang disebut kelainan buta warna. Ini tes buta warna yang pertama.

Pemeriksaan buta warna lainnya adalah dengan melakukan uji coba pseudisokromaqtik yang di susun titik dengan berbagai kecerahan dimana seseorang normal akan dapat mengenal gambar yang di bentuk, karena titik di buat dengan batas yang jelas dengan latar belakangnya. Sedangkan pada penderita ini tidak dapat mengenali akan berbagai gambar yang dibentuk. Ini juga termasuk salah satu cara tes buta warna.

Reading Time:
Replikasi DNA/Duplikasi DNA
September 21, 20130 Comments
Terdiri atas 3 hipotesis yaitu:
a. Hipotesis Konservatif
    Double helis DNA yang lama tidak mengalami perubahan, sedangkan double helix baru akan langsung terbentuk/double helix induk tetap utuh, lalu salinan yang sama akan terbentuk.

b. Hipotesis Semikonservatif
    Double helix memisah masing masing 2 untai. Lalu membentuk pasangannya/komplementernya. Hipotesis ini adalah hipotesis yang lebih terbukti ketimbang ke3 hipotesis lainnya.

c. Hipotesis Dispersif
    DNA lama terputus-putus, potongan memisah, potongan 1 dengan potongan yang lain disambung oleh DNA baru.
Reading Time:

Kamis, 19 September 2013

Turun Titik Beku
September 19, 20130 Comments

Kita tahu bahwa air murni membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC, melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
1. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni?
2. Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku?
3. Bagaimana pengaruh kemolalan zat terlarut terhadap:
a) titik beku larutan?
b) Penurunan titik beku larutan?


Jawaban:
Penurunan Titik Beku
1. Membeku merupakan perubahan dari fase cair ke padat. Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.

2. Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potesnsial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titk beku larutannya.

3. Pengaruh kemolalan urea terhadap :
a) Titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya
b) Penurunan titik beku larutan
Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena
kemolalan sebanding dengan penurunan titik beku.
(dari berbagai sumber)


Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Kita tahu bahwa air murni membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC, melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.

Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.

Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.

Contoh, air murni pada suhu 0oC. Pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa cair dan fasa padat pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.

Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yag lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2oC fasa cair memiliki potensial kimia yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1oC fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.

Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potesnsial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh.
Reading Time:

Senin, 09 September 2013

Manfaat Virus
September 09, 20130 Comments


http://www.pnas.org/content/101/31/11178/F1.large.jpg 
Sumbangan virus bagi ilmu pengetahuan diberikan melalui kesederhanaan struktur virus. Berdasarkan sel yang terinfeksi virus, ilmuwan dapat lebih memahami kerja sel dalam mengikuti perintah genetika untuk menghasilkan protein. Hal ini dikarenakan materi genetika virus sangat sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan diamati bila dibandingkan dengan sel organism lain yang lebih kompleks.

Virus juga bermanfaat dalam pembuatan vaksin. Vaksin pertama dibuat jauh sebelum struktur virus ditemukan. Pengembangan vaksin dapat mencegah infeksi fatal sekaligus menekan angka kematian. Saat ini sedang dikembangkan berbagai vaksin generasi baru dengan melibatkan rekayasa genetika. Teknologi tersebut memanfaatkan virus Vaccinia yang diketahui tidak berbahaya dan digunakan sebagai bahan vaksin untuk penyakit cacar yang disisipkan ke dalam genom Vaccinia, yaitu gen yang bertanggung jawab untuk pembentukan “protein asing”. Bila Vaccinia dimasukkan ke dalam tubuh, diharapkan sel akan terinfeksi.
Didalam sel, gen sisipan tadi membentuk protein asing yang akan dianggap sebagai antigen. Keberadaan protein antigen akan merangsang system imun untuk membentuk antibody. Teknologi ini dikembangkan untuk membuat vaksin smallpox, hepatitis, dan herpes.

Virus dimanfaatkan dalam terapi gen untuk penyakit yang disebabkan oleh cacat genetika. Contohnya, penyakit muscular dystrophy yang disebabkan karena cacatnya gen distrofin sehingga sel gagal membentuk protein tertentu.
Virus juga berperan bagi kemajuan rekayasa genetika. Seperti diketahui, kelompok retrovirus memiliki enzim transkripsi balik yang tidak ada pada organism lainnya. Enzim ini digunakan untuk mencetak balik DNA dari RNA. Gen spesifik yang menjadi target suatu penelitian , normalnya hanya memiliki satu kopi di dalam selnya sehingga sangat sulit unutk mengisolasinya.

Sebaliknya didalam sitoplasma sel banyak sekali RNA yang pada dasarnya merupakan transkripsi dari gen tersebut. Banyaknya RNA akan lebih memudahkan untuk diisolasi. RNA yang diisolasi dapat menjadi cetakan untuk membuat DNA dengan memanfaatkan enzim transkripsi balik. Melalui enzim ini proses isolasi gen spesifik dipermudah dengan menggunakan cetakan RNA.
Reading Time:

@way2themes