#include <stdio.h>int main () {int n,i, jumlahgenap, jumlahganjil, hasiltambahgenap, hasiltambahganjil; printf("banyak perulangan="); scanf("%d",&n); jumlahgenap=0; jumlahganjil=0; for (i=1;i<=n;i++) {if (i%2==0) {printf("Bilangan %d adalah genap\n",i); jumlahgenap=jumlahgenap+1; hasiltambahgenap+=i ; } else {printf("Bilangan %d adalah ganjil\n", i); jumlahganjil=jumlahganjil+1; hasiltambahganjil +=i; } } printf("Hasil Jumlah ganjil %d\n",hasiltambahganjil); printf("Hasil Jumlah genap %d\n",hasiltambahgenap); printf("Jumlah bilangan genap Ada=%d\n", jumlahgenap); printf("Jumlah bilangan ganjil Ada=%d\n",jumlahganjil); }
Rabu, 10 Februari 2016
Senin, 29 September 2014
Sampai saat ini industri tekstil masih merupakan tulang punggung ekspor nasional. Walaupun nilai ekspor tekstil setelah krisis moneter sempat mengalami penurunan, tetapi memasuki tahun 2000 sedikit demi sedikit terjadi peningkatan, baik dalam bentuk kain maupun bentuk jadi seperti garment. Namun bangkitnya industri tekstil ini juga membawa dampak negatif terhadap kualitas lingkungan karena sangat disadari bahwa setiap proses produksi suatu industri pasti akan menghasilkan limbah.
Industri tekstil, dimana pada prosesnya membutuhkan jumlah air yang cukup banyak sebagai media pelarut bahan pewarna dan zat kimia lainnya, di samping untuk mencuci produk akhir tekstil. Dari proses ini, tidak dapat dihindari akan dihasilkan limbah cair yang cukup banyak yang mengandung bahan pencemar.
Limbah cair tekstil umumnya bersifat asam atau alkali dengan bahan organik tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), lemak, dan minyak. Limbah cair tekstil juga mengandung sisa-sisa bahan pewarna seperti fenol dan juga logam berat seperti Cr, Br, Fe, Mn, Cu, dan Cd. Oleh karena itu,, untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap lingkungan diperlukan proses pengolahan terhadap limbah ini sebelum dilakukan pembuangan.
Pengolahan limbah tekstil pada umumnya menggunakan prinsip koagulasi dan flokulasi. Sebagai bahan koagulasi dan flokulasi banyak dipakai bahan kimia seperti ferri sulfat, selulosa, protein dan senyawa polimer lainnya. Meskipun penggunaan bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan limbah dapat meningkatkan kualitas limbah, yaitu dengan cara menghilangkan atau mengurangi polutan, tetapi penggunaan bahan kimia ini juga akan menghasilkan permasalahan baru terhadap lingkungan yaitu membentuk limbah hasil pengolahan. Untuk itu, perlu dicari alternatif koagulasi dan flokulasi lain yang ramah lingkungan sebagai pengganti bahan kimia pada proses pengolahan limbah industri tekstil tersebut.
Untuk menghilangkan bahan pencemar perairan tersebut hingga kini masih terus dikembangkan. Penggunaan biomaterial merupakan salah satu teknologi yang dapat dipertimbangkan, mengingat meterialnya mudah didapatkan dan membutuhkan biaya yang realtif murah sebagai bahan penyerap senyawa beracun dalam air limbah.
Limbah udang yang berupa kulit, kepala, dan ekor dengan mudah didapatkan mengandung senyawa kimia berupa khitin dan khitosan. Senyawa ini dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan penyerap logam-logam berat yang dihasilkan oleh limbah industri. Hal ini dimungkinkan karena senyawa khitin dan khitosan mempunyai sifat sebagai bahan pengemulsi koagulasi, reaktifitas kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation sehingga dapat berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan dapat berpungsi sebagai absorben terhadap logam berat dalam air limbah.
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).
UDANG
Udang merupakan anggota filum Arthropoda, sub filum Mandibulata dan tergolong dalam kelas Crustacea. Seluruh tubuh terdiri dari ruas ruas yang terbungkus oleh kerangka luar atau eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin dan diperkuat oleh bahan kapur kalsium karbonat. Sebagian besar limbah udang yang dihasilkan oleh usaha pengolahan udang berasal dari kepala, kulit dan ekornya. Kulit udang mengandung protein (25%- 40%), kitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%)
Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan komoditas
Disadur dari: www.bsiuntag-sby.com
Kamis, 01 Mei 2014
Sabtu, 01 Februari 2014
Senin, 11 November 2013
Elektrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan sedemikian sehingga dalam sistem itu terdapat potensial listrik yang dapat diukur. Dalam sebuah sel volta suatu reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang mengalir lewat rangkaian luar. Dalam suatu sel elektrolisis suatu reaksi tak spontan didorong oleh suatu arus listrik yang diberikan oleh suatu sumber luar. Semua sel elektrokimia harus juga mempunyai suatu rangkaian dalam lewat mana arus dapat mengalir dalam bentuk ion yang berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu menggunakan jembatan garam untuk maksud ini. Dalam masing masing sel oksidasi berlangsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada katode. Elektron mengalir dari anoda ke katode dalam rangkaian luar. Satuan pengukuran untuk banyaknya elektron laju aliran dan selisih potensial listrik yang mendorong arus ini masing masing adalah coulomb, ampere, dan volt.
Untuk kondisi tertentu apa saja tiap elektrode mempunyai potensial elektrode yang ditentukan oleh setengah reaksi yang terjadi disitu. Sebuah elektrode yang bekerja pada kondisi standar disebut elektrode standar. Potensial elektrode hanya dapat diukur secara tidak langsung pada kondisi standar harga harga merek ditentukan relatif terhadap harga elektrode perbandingan standar. Elektrode yang digunakan untuk maksud ini adalah elektrode hidrogen standar.,yang secara sembarang diberi potensial sebesar nol. Dengan perjanjian, semua potensial elektrode ditabelkan Sebagai potensial reduksi standar.
Setengah sel oksidasi dan setengah sel reduksi apa saja dapat dijumlahkan untuk memperoleh sebuah reaksi sel hipotesis jika kedua potensial redukzi standar tersebut diketahui, voltase sel dapat dihitung secara langsung tanpa memerlukan pengukuran secara eksperimen. Tanda voltase itu menunjukkan apakah reaksi sel seperti yang ditulis itu spontan ataukah tidak pada kondisi standar. Voltase sel yang dihitung atau diukur merupakan cara yang mudah dan cermat untuk menghitung baik tetapan keseimbangan maupun perubahan energi bebas standar reaksi itu. Persamaan Nernst digunakan untuk menghitung voltase sel pada kondisi temperatur dan konsentrasi spesi yang tak standar.
Sabtu, 09 November 2013
Shock Wave Lithotripsy (SWL) merupakan metode pengobatan bagi pasien yanv menderita batu ginjal sehingga dapat menghancurkan batu ginjal tanpa operasi. SWL memanfaatkan gelombang kejut atau ultrasonik.
Mekanisme pengobatannya adalah sebagai berikut. Setelah lokasi batu ginjal diketahui dengan melakukan CT-Scan, diberikan gelombang kejut pada target (batu ginjal). Besar gelombang kejut yang diberikan berkisar antara 1.000-3.000 denyutan (energinya 23 joule per denyutan). Sehingga batu ginjal pecah menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan ini keluar bersama urine. Anda tentu tidak ingin mengalami hal ini bukan? Oleh karena itu, jagalah kesehatan dan terapkan pola hidup sehat!